Silek Art Festival (SAF) Resmi Dibuka Jumat Malam
Padang (8/9) Silek Art Festival (SAF) tahun 2018 resmi dibuka pada hari jum'at (7/9) di Taman Budaya Sumatera Barat setelah sholat Isya ditengah rintik-rintik hujan yang menerpa kota Padang malam itu. Suasana pembukaan berlangsung khidmat dan dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, tuo-tuo silek, dan unsur pemerintah yang ada di Sumatera Barat.
Kegiatan ini merupakan sinergi antara Dirjen Kebudayaan RI dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat melalui platform Indonesiana. Kegiatan SAF akan dilaksanakan secara maraton pada 8 daerah kabupaten kota yang ada di Sumatera Barat pada tanggal 7 September sampai 30 November 2018.
Kegiatan ini diawali dengan ritual pemotongan " ayam paureh" sebagai satu tradisi dalam "mambukak galanggang" (membuka gelanggang). Ritual ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk meminta izin kepada alam baik nyata maupun tak kasat mata agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Dalam sesi pembukaan juga ditampilkan Tari piring Alang Babega, atraksi silek harimau dan silek-silek tradisi dari berbagai daerah yang ada di Sumatera Barat.
Dalam sambutannya, Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan SAF di Sumatera Barat sebagai salah satu dari 14 Provinsi lainnya yang melaksanakan festival dalam platform Indonesiana.
"Pelaksanaan Festival SAF di Sumatera Barat merupakan festival yang terlama dari segi waktu pelaksanaannya", ujarnya.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa pada Asian Games yang lalu silat sudah dapat menorehkan prestasi gemilang dengan perolehan 16 medali emas. Dia berharap supaya silek nantinya bisa juga masuk kedalam Olimpiade.
"Khusus untuk Silek yang ada di Sumatera Barat akan kita daftarkan pula kedalam warisan dunia", tegasnya.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno disela-sela sambutannya memyampaikan ungkapan terima kasih kepada Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan kepada Sumatera Barat untuk melaksanakan kegiatan SAF ini selama 3 tahun berturut-turut.
“Kami berharap tahun-tahun mendatang SAF ini bisa menjadi iven rutin tahunan di Sumbar, dan mampu menjadi momen untuk meningkatkan pariwisata serta pelestarian kebudayaan,” katanya. Lebih lanjut Gubernur menyampaikan bahwa silek merupakan warisan budaya dari leluhur Minang yang harus tetap dilestarikan dan diwariskan kembali kepada generasi muda sebagai pelanjut nilai-nilai kebudayaan.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan, Gemala Ranti menyampaikan bahwa kegiatan SAF ini terlaksana atas dukungan dari Dirjen Kebudayaan RI dengan platform Indonesiana sebagai suatu program yang mendukung kegiatan seni budaya yang ada di Indonesia.
"Festival ini akan disandingkan dengan seni pertunjukan dari daerah atau negara lain yang memiliki semangat sama, yakni eksplorasi atas tradisi seni bela diri (martial arts)", tegas Gemala.
Direktur SAF, Indra Yuda mengatakan bahwa festival ini juga melibatkan beberapa perguruan tinggi di Sumbar, yaitu Unand, UNP dan ISI Padang Panjang.
Pada acara pembukaan juga menghadirkan pertunjukan tari bertajuk "Marentak Ranah Minangkabau" garapan Ery Mefri dari Nan Jombang Dance Company. "Marentak Ranah Minangkabau" memberikan pesan tentang ketegasan bahwa Ranah Minang tidak boleh diganggu, baik dari tradisi, seni dan budayanya", tegas Eri Mefri. (mrb)