Penyusunan Pedoman Pengamalan ABS SBK
Dalam rangka meningkatkan penerapan nilai-nilai keminangkabauan, Disbud Sumbar kembali melaksanakan kegiatan dengan tema "Penyusunan Pedoman Pengamalan Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah" pada tanggal 18 s.d 22 November 2017 di Padang. Kegiatan ini diikuti oleh utusan nagari yang ditunjuk oleh pemerintah kabupaten/kota.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Taufik Effendi, S.Pd, MM disela-sela pembukaan kegiatan tersebut mengatakan bahwa, nilai-nilai dan norma yang kita peroleh secara turun temurun yang dalam pepatah adat disebut "warih nan dijawek, pusako nan ditarimo" merupakan pedoman dalam kehidupan kita sebagai orang Minang. Nilai-nilai keminangkabauan tersebut sesuai perkembangan zaman mengalami pergeseran, perubahan dan bahkan sudah ada yang hilang dan tidak dipahami lagi oleh generasi sekarang.
"Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pemangku adat terkait Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah, perlu dibuat suatu rumusan atau pedoman yang disepakati secara bersama sehingga bisa diaplikasikan dalam masyarakat di nagari-nagari secara maksimal", ungkap Taufik.
Sementara itu kepala bidang Sejarah Adat dan Nilai-Nilai Tradisi, Drs. Januarisdi, MLIS mengatakan, rumusan ABS SBK sangat penting dibuat sebagai pedoman bagi pemangku adat dan akan dijadikan acuan dalam nagari percontohan pada setiap kabupaten/kota pada tahun 2018. "Penguatan Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah ini akan didiskusikan dengan tim ahli sebagai narasumber dan akan menghasilkan butir-butir ABS SBK", tegasnya.
Pada kegiatan ini Disbud Sumbar mendatangkan Narasumber dari sejarawan, akademisi, budayawan dan tokoh agama di Sumbar. Pada penutupan kegiatan tersebut disepakati sebuah rekomendasi pedoman pengamalan ABS SBK yang telah dirumuskan secara bersama. Rekomendasi yang berisi butir-butir ABS SBK ini nantinya akan dijadikan panduan di nagari-nagari yang ada di Sumatera Barat. (mrb)