Jakarta International Foklore Festival (JIFF)


19 September 2019 20:40:50 WIB

JIFF (Jakarta Internasional Folklore Festival) di Lapangan Banteng Jakarta Pusat, pertama kali dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Daerah khusus Ibukota Jakarta. JIFF ini berlangsung pada tanggal 13 s/d 15 September 2019, baru-baru ini, yang dihadiri oleh 21 Domestic group se-Indonesia yaitu Abib Igal Dance Project (Central Borneo), Altajaru Indonesia Ensamble ( Anusirwan), Arr Dance Lab (Bangka  Belitung), Borneo Foklore ( West Borneo), Dewan Kesenian Balikpapan (East Borneo), Didik Nini Thowok ( D.I Yogyakarta), Gardancestory ( South Sumatera), Gintarting Arts Performance ( North Sumatera ), Giri Mayang (West Java), Haramain (Sumba, East Nusa Tenggara), Hindari Uvers ( Riau Islands ), Jagakarsa Dance Project (DKI Jakarta), Kinari Dance (Yogyakarta), Kita poleng (Bali), Ngalam Elsa Community (East Java), Pusek Kalo (West Sumatera), Sanggar Tari Putra Putri Dayak (East Borneo), Seblaka Sesutane (Central Java), Sigma Dance Theatre Indonesia (Benny Krisnawardi), Sundanese Tarompet Ensemble by Komstrad Entertainment (West Java), Wayang Kulit Betawi Margajuwita (DKI Jakarta),  dan Internasional group  yaitu Beyond Dance (Cambodia), Januari Low (Malaysia), PESTAB (Brunai Darussalam), SCBC ( Vietnam), Seoul Metropolitan Dance Theater (South Korea), Sri Warisan Som Said Ltd ( Singapore ), dan The DNIPRO Ensemble ( Ukraine). Produser JIFF ini adalah Bapak Budhianto Suryanata, dengan Festival Director Ibu Maria Darmaningsih, Art Director Bhismo KunoKini, Project Manager Sita Tyasutami, Event Coordinator Lucia Kaligia, Finance end Administration Dwi R. Anggraeni, Jury end Observer Coordinator Nur Kumala Sari, Talent Coordinator Rizki Suharli Putri, Workhop Coordinator Novi Shara Shainia, Technical Director Sonny Soemarsono, dan Stage Manager Adintan Mitayani. Koordinator juri adalah Arison Ibnur, S.Sn. Dengan juri Ery Ekawati, M.Sn, Hanny Harlina, M.Sn, Hartati, M.Sn, Bekti Lasmini, M.Sn, dengan Koordinator Pengamat adalah Dr. Melina Surya Dewi, M.Sn.  Pengamat lainnya adalah Dr. Nungki Kusumastuti, Dr. Risa Permadeli, Lusiati Kusumaningdiah, S.Sn, M.Si, Baptisan Eko Rahayu, M.Sn. Sambutan ibu Maria Darmaningsih, S.Sn, M.Ed mengatakan bahwa hidup di khatulistiwa sepantasnya kita syukuri, karena bagaikan pelangi yang bewarna-warni, Nusantara begitu kaya dengan keanekaragaman seni dan budaya. Di setiap daerah secara turun temurun, nenek moyang kita yang bijak bestari menurunkan kreasi seni yang luar biasa indah dan sarat makna, sebagai pesan berharga bagi kita semua. Seperti yang tereksplorasi dalam tari rakyat atau Foklore. Folk berarti rakyat dan Lore berarti kebudayaan adat istiadat tradisional yang berasal dari cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun. Tarian dan musik Folklore seperti pesan dari leluhur yang bertahan melintas ruang dan waktu, seolah memberikan jawaban atas kerasnya hidup sebagai masyarakat urban di perkotaan. Keindahan tari dan musik yang mempesona seperti dapat membius dan mampu mengendurkan syaraf-syaraf yang tegang, sedangkan kehangatan dan kedalaman makna yang tercermin didalamnya dapat mencairkan kebekuan hubungan antara jiwa dalam kehidupan masyarakat perkotaan yang keras, kompleks dan sangat individual. Kegiatan ini sangat bernilai sekali, kita sumatera Barat salah satu provinsi terpilih untuk ikut berpartisipasi di JIFF. Walupun belum masuk kepada delapan kategori terpilih namun bisa saja kita Perfoments sudah sangat berarti sekali karena pengalaman yang sangat sulit kita dapatkan  dan kesempatan untuk belajar dimasa depan, apalagi kegiatan ini pertama kali dilaksanakan di Indonesia. Kami bangga dan senang nama Sumatera Barat dipanggil pada acara yang sangat berharga itu. Tidak semua provinsi berkesempatan untuk bisa hadir disana. Harapan kedepannya semua kita bisa terfasilitasi dn diberi ruang lagi untuk terus berkreatifitas. Salam budaya !!!!

Diberitakan oleh:

Yosi Nofa, S.Sn

Pamong Budaya Sumatera Barat