Diskusi Strategi Pemajuan Kebudayaan Melalui SAF (Silek Arts Festival)


04 Juli 2019 06:09:44 WIB

Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, melaksanakan kegiatan "Diskusi Strategi Pemajuan Kebudayaan Melalui SAF (Silek Arts Festival)." Kegiatan ini mendapatkan dukungan Dirjen Kebudayaan melalui platform Indonesiana.
Diskusi ini dilaksanakan pada tanggal 01 sd 02 Juli 2019. Panitia kegiatan ini adalah Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat. Kegiatan ini dihadiri oleh kurator, seniman, budayawan, utusan kabupaten/kota yang terlibat dalam kegiatan, UPTD Taman Budaya dan dinas Kebudayaan provinsi Sumatera Barat. 
Pada acara pembukaan diskusi, Pak Ilfitra Kabid Seni Budaya, mewakili Kadis Kebudayaan menyampaikan bahwa, "harapan kita bersama pelaksanaan atraksi budaya nantiknya akan dieksekusi secara rutin oleh masyarakat nagari, karena merekalah pemilik kebudayaan itu dan kebudayaan adalah investasi Sumatera Barat. Hal itu sesuai dengan konsep pemajuan kebudayaan, penguatan ekosistem kebudayaan dan tata kelola kebudayaan menjadi fokus pelaksanaan program Indonesiana." 
Tema diskusi diawali dengan materi pengantar Indonesiana, yaitu tentang "Perubahan Strategi Pengelolaan Indonesiana 2019 dan "Presentasi tabel Indikator Keberhasilan", yang disampaikan oleh Dirjen Kebudayaan. Materi selanjutnya tentang "Konsep Tim Produktif SAF", yang disampaikan oleh Bapak Anung Karyadi, dan "Konsep Kuratorial" disampaikan oleh Ibu  Fransisca Octavia. Diskusi  ini dimoderatori oleh Bapak Heru Hikayat.   Sedangkan sesion kedua, pematerinya adalah Bapak Nirwan Dewanto dan Bapak Cecep Arif, yang menyampaikan "Silek Antara Surau dan layar". Pembahasan dihari pertama dengan beberapa orang narasumber tersebut sangat menarik sekali, diantaranya bagaimana memajukan silek sebagai salah satu icon pemajuan kebudayaan di Sumatera Barat. Dari diskusi yang berlangsung alot, ditemukan kata sepakat bahwa problem seni pertunjukan di Indonesia saat ini adalah tidak adanya sarana untuk berkompetisi dan tempat untuk mempertunjukan karya Seniman. 
Kata festival juga dibahas, apa itu festival ? Festival yaitu mengurus kesenian secara keseluruhan dan menciptakan persaingan yang sehat sehingga membawa dampak positif dan silaturrahmi, karena kita bisa melihat, menilai, penampilan yang lain dan bisa membandingkan kwalitas diri sendiri. 
Pelaksanaan SAF yang kedua kalinya di Sumatera Barat ini, diharapakan dapat membangun sinergi antara Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat bekerja sama dengan Kabupaten Agam, Kabupaten  Sijunjung, Kota Solok dan Kota Payakumbuh serta Kota Padang selaku tempat acara pembukaan.
Dalam perencanaannya kegitan SAF akan dilaksanakan di UPTD Taman Budaya, Provinsi Sumatera Barat. 
"Konsep SAF sekarang sudah lebih baik dibanding kemaren," ungkap Bapak Nirwan Dewanto. "tinggal bagaimana kita mengaplikasikannya lagi," tegasnya. Sedangkan Pak Anung dan Bu Siska mengatakan, SAF mengurus kesenian dari Hulu ke Ilir.
Dihari kedua, materi yang disampaikan adalah "Indonesiana sebagai Model Pengelolaan Festival" dalam hubungannya dengan tindak lanjut Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, yang disampaikan oleh pak Yudi dari Dirjen Kebudayaan. Beliau juga menyampaikan UU RI 1945 pasal 32 ayat 1, yang berbunyi "Negara memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia, ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya". 
Kita Pemerintah adalah sebagai Fasilitator. Kemudian UU RI Nomor 5 tahun 2017 pasal 1 nomor 3 dan pasal 3 tentang Pemajuan Kebudayaan. Indonesiana merupakan landasan berpikir untuk pemajuan kebudayaan. Saat ini yang menjadi PR kita semua adalah Pemajuan Kebudayaan ini harus berjalan dan dapat saling bersinergi. Sinergi itu dimulai dari Pusat sampai ke daerah Kabupaten/Kota.
Seni dan Budaya belum punya Tolak Ukur, dan hal ini sangat sulit untuk mengukurnya itu adalah masalah rasa. Ia adalah satu hal yang tidak dapat dilihat dan  dibandingkan dengan sesuatu pekerjaan yang hasilnya berwujud kongkrit atau benda.
Semoga kegiatan SAF yang kedua bisa berjalan sesuai rencana dan ini tidak terlepas dari " Kerjasama dan Sama-sama bekerja, Basamo Mangko Manjadi."

Diberitakan Oleh:

Yosi Nofa, S.Sn

Pamong Budaya

Provinsi Sumatera Barat