Workshop Penulisan Naskah Drama ( Menjawab tantangan, menuju bank Naskah)
Berbeda dengan puisi,cerpen, novel dan berbagai karya, sastra lainnya, naskah drama merupakan karya sastra yang termasuk unik, berbeda bila dibandingkan dengan karya sastra lainnya. Prinsip penulisan karya sastra yang satu ini begitu aplikatif, penulis tak sekedar berwacana tentang konsep dan setting cerita akan tetapi penulis sekaligus memikirkan seperti apa latar pemanggungan yang diinginkan. Walau pada praktiknya tak tertutup kemungkinan juga bahwa tak semua naskah drama yang berorientasi panggung.
Barangkali ini juga dapat diasumsikan bahwa tak semua penulis atau sastrawan yang meminati bidang ini, apalagi pemanfaatannya seperti terbatas pada sutradara atau grup-grup teater saja. Padahal, naskah drama sebagai sebuah karya sastra kontribusinya cukup tegas, dinikmati berbagai lapisan masyarakat termasuk oleh kalangan yang tak suka membaca dalam ujud pertunjukan teater, film, dan media seni lainnya.
Akhir akhir ini, jarang sekali ditemukan karya sastra lakon yang lahir ditangan para sastrawan. Penulisan naskah drama seakan terhenti pada era 90-an, ditandai dengan tak banyak naskah drama bermutu yang terpublikasi, disamping tak banyak penulis yang meminati bidang ini. Bila iklim ini kita biarkan, bukan tak mungkin suatu saat naskah naskah drama tak berkembang sebagaimana karya-karya sastra lainnya.
Berangkat dari masalah ini, maka digagaslah satu langkah kerja dalam bentuk workshop penulisan naskah drama. Workshop merupakan bengkel kerja, satu model pendekatan kongkrit dan kreatif serta aplikatif. Peserta langsung berpraktek bersama yang dipandu oleh tiga narasumber yang masing masingnya memiliki keahlian dibidang penulisan ini. Dari workshop penulisan naskah ini diharapkan lahir penulis-penulis yang memiliki ketertarikan pada dunia ini. Sebagai peserta, dipilih dari kalangan muda berbakat terutama pada mereka yang menunjukan minat terhadap hal ini, dan usia mereka dibatasi maksimal 27 tahun.
Workshop penulisan ini dilaksanakan selama dua hari, dalam waktu yang singkat ini diharapkan peserta dapat memahami, menjaring berbagai ilmu kepenulisan bahkan diusahakan mereka harus berhasil menulis naskah-naskah sederhana dan pendek. Dua hari merupakan waktu yang pendek dan tidak efektif, namun demikian hal ini tak menjadi hambatan dalam sebuah rangka kerja. Untuk memaksimalkan hasil workshop penulisan ini, maka dilaksanakan dengan pola berkesinambungan, dimana peserta dapat berkonsultasi dengan para narasumber diluar kegiatan yang hanya dirancang selama dua hari.
Hubungan kerja yang berkesinambungan ini tentu saja menjadi menarik, model kerja seperti ini akan menjadi roll model, semacam mata rantai antara narasumber dan peserta. Hubungan kerja ini akan menciptakan iklim kepenulisan yang terkawal dengan baik.
Sebagai narasumber diundang tiga orang terpilih, yang menguasai persoalan pada masing-masing bidang. Dr Zurmailis, MA, alumni UGM dibidang sastra, berbicara mengenai metode riset sebagai landas titik penciptaan naskah. Menggali kearifan lokal sebagai budaya sumber, lalu menjadi titik bagi penulisan naskah drama, menuju budaya target seperti yang terurai pada teori Pavis. Dr. Zurmailis MA, tak sekedar akademisi, beliau juga praktisi teater yang telah digelutinya puluhan tahun sejak beliau mulai tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Andalas.
Edi Suisno bicara mengenai pola pola budaya dalam penerapan penulisan naskah. Isu-isu sosial kultural menjadi bagian yang dinamis dalam mengusung berbagai isu aktual. Esi Suisno adalah staf pengajar ISI Padangpanjang, Alumni ISI jogjakarta, tercatat juga mengampu mata kuliah penulisan naskah, sekaligus sutradara dan pengamat teater. Ditangannya telah lahir beberapa naskah drama yang cukup baik dan bermutu.
Adapun persoalan praktek dan teknis menulis menjadi bagian dari narasumber ketiga, saudara Pinto Anugrah MA juga alumnus UGM, pada thn 2018 naskahnya yang berjudul "Serikat Jin", menjadi pemenang pertama lomba naskah tingkat nasional yang diselenggarakan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan.
Kolaborasi tiga orang yang memiliki keahlian berbeda ini menjadi pengayaan bagi peserta, tantangan kedepan bagi perkembangan dunia kepenulisan, secara khusus pada penulisan naskah drama bisa terwujud di masa datang.
Hal lain yang menjadi capaian dari wokshop ini adalah dalam upaya mewujudkan hadirnya bank Naskah di Sumatra Barat, tempat menyimpan dan mengkoleksi karya sastra drama dari berbagai penulis dunia. Semoga.
Ditulis oleh:
Syuhendri, M.Sn
Pamong Budaya Sumatera Barat