Kesenian Randai


24 Juni 2019 05:01:10 WIB

Kesenian Randai semakin diminati oleh masyarakat, ini terbukti dari masyarakat yang menyaksikan pertunjukan randai ini dari usia anak-anak, ramaja dan dewasa bahkan lansia. Fungsi dari kesenian randai ini juga sudah berkembang yang dulunya berfungsi untuk acara-acara adat istiadat, hiburan masyarakat pada acara-acara  pesta perkawinan. Namun, sekarang acara sunatan rasul  di daerah Air Tawar Padang, sudah menjadikan randai sebagai media hiburan masyarakatnya. Ini sangat mengapresiasi bagi kita, sangat jarang juga acara sunatan rasul hiburannya kesenian daerah, semoga nantiknya tertular kedaerah lain dan menjadi semakin berkembang serta meluas pada seluruh masyarakat di Sumatera Barat. Begitu juga dengan pertunjukan kesenian randai yang disajikan oleh Yayasan Singo Barantai Lubuak Lintah Padang ini, juga berkembang sesuai kemajuan zaman, namun tidak menghilangkan khas dari unsur randai tersebut.

Naskah yang dimainkan adalah Palito Alam Jo Kambang Bungo yang ditulis oleh Suardi CS,  cukup mengocak perut penonton. Pertunjukan ini disajikan sekitar 2 jam, pada hari Minggu, tanggal 23 Juni 2019 dari jam 20.00 wib s/d 22.00 Wib. Perguruan Seni Tradisi Singo Barantai sudah ada semenjak zaman penjajahan, namun perkembangannya fakum pada zaman pemberontakan PRRI dan PKI. Kemudian diaktifkan kembali pada tahun 1998 dengan Ketua Suhendri Ismed. Perguruan ini tidak hanya menggali, mengembangkan dan membina pencak silat dan randai saja, tetapi juga tari tradisi dan kreasi, musik tradisional, dan bahkan cara pembuatan alat musik tiup, seperti saluang, bansi, dan sarunai. Dengan kerjasama yang baik dan rasa kekeluargaan yang tinggi ikatan silaturrahmi tetap terjalin sampai sekarang.

Ditulis oleh: 

Yosi Nofa, S.sn

Pamong Budaya Provinsi Sumatera Barat