Kaba Festival 6 di Ladang Tari Nan Jombang Kota Padang


02 November 2019 18:17:36 WIB

Maestro Sumatera Barat Bapak Ery Mefri adalah sosok pendiri/penggagas Nan Jombang Dance Company pada tahun 1983.Festival yang telah beliau laksanakan bersama Seniman dan Budayawan Sumatera Barat diantaranya Galanggang tari Sumatera tahun 1988-2003, Padang Bagalanggang 2007 dan 2013, Festival Nan Jombang tanggal 3 tahun 2013, dan Kaba Festival dari 2014 sampai sekarang. " Kalau tidak ada dan tidak diberi kesempatan, kenapa tidak kita buat kesempatan itu, agar potensi dapat terlihat dan proses mampu diketahui. Teriakan kesakitan kita tak mungkin disuarakan orang lain". Bagi beliau selalu berusaha seoptimal mungkin memberikan sedikit kontribusi pada estetika tari dunia. Serta laporan pekerjaan seniman adalah karya". 

Ini merupakan kata-kata yang sangat indah, dan sangat bagus, sederhana tapi sangat bermakna yang dalam. Kita sepakat dengan itu. Orang bermacam ragam memanggil beliau dengan akrabnya, ada yang memanggil Uda, Om, Bapak dan sebagainya.

Ery Mefri ini telah memproduksi lebih dari 50 karya seni pertunjukan kontemporer yang berbasis tradisi Minangkabau ( Silek, Randai, Tari Piriang ) yang telah dipentaskan di berbagai negara di benua yaitu Amerika, Eropah, Australia dan Asia. Kemudian baru-baru ini beliau melakukan kolaborasi besar teater Musikal bersama Nadi Singapura dan sutradara ternama Garin Nugroho " Fatih : Prince and The Drum" yang ditampilkan di convert Hall Esplanade Theatre on The Bay Singapura. Pada bulan Agustus lalu beliau mengajar mahasiswa tari Lasalle College of the Arts Singapura dengan karya tari "Rentak Musik Dalam Tubuh", dimana karya tersebut dipentaskan pada tanggal 12 dan 13 Oktober kemaren di Recital Studio Esplanade Theatre On The Bay Singapura. 

Kesenian mulai beliau kenal dari umur 3 tahun, dari almarhum sang ayah yang juga maestro tari tradisi Tan Bentan. Darah daging yang turun temurun seni membawa beliau untuk belajar di American Dance Festival ADF di Duck University Amerika pada tahun 1994. Sedangkan pendidikan formal beliau hanya tamatan SMKI pada tahun 1981. Namun ilmu yang beliau miliki lebih dari pendidikan tinggi. " Alam Takambang Jadi Guru" membaca, melihat, mendengar, meneliti, dan diskusi itu merupakan proses yang sangat tinggi untuk mencapai kesuksesan, ujar beliau. 

Kaba Festival merupakan sebuah Festival yang dilaksanakan setahun sekali yang bermuara dari karya-karya yang berproses. Sebuah proses yang kreatif dengan perjalanan dan pencarian yang berjalan tanpa peduli dengan pencapaian hasil yang tak berujung. Ini sebuah sikap yang dijalani oleh seniman-seniman, bahwa aktivitas berkesenian yang rutinitas merupakan telah permanen. Dimana musyawarah dan silaturrahmi berjalan secara wajar dan mengalir sehingga menjadi suatu hal yang sangat penting. Kaba Festival juga merupakan wujud dari berproses, berkarya dan produksi dengan mengabarkan kepada dunia. Bermacam -macam kalangan yang datang menonton kaba festival, diantaranya ada pengamat seni pertunjukan, produser, manager program, Direktur Festival, Instansi Pemerintah dan peminat seni pertunjukan / masyarakat umum. Kabari festival yang direkturnya kak Angga ini menjadikan peserta utamanya adalah seniman yang berproses. Tidak hanya dari Sumatera Barat atau Indonesia bahkan dari mancanegara yang dikurasi oleh Tim Kurator Kanan Festival sendiri. 

Pertunjukan pada Kaba Festival dibuka secara resmi pada tanggal 01 November 2019, dan akan dilaksanakan sampai tanggal 03 November 2019 di Ladang Tari Nan Jombang, yang dimulai pada pukul 19.30 s/d selesai.

Pertunjukan yang akan ditampilkan pada hari pertama yaitu Griya Tari Widyarini, dengan Tari Tradisional " Srimpi Gondokusumo" dari Jakarta. Kemudian Penampilan dari Sasaran Silek Lapau Manggih yang menyajikan Tari Piriang Tradisi dari Kota Padang. Selanjutnya adalah tuan rumah sendiri, dari Nan Jombang Dance Company dengan work on progress/karya dalam proses " Himbauan Suara Tubuh " kota Padang.

Dihari kedua, Sabtu tanggal 2 November 2019, Pertunjukan di Kaba Festival adalah dari Suhaimi Lagi dan Suhairin Kadir Dengan karya " Anuuuuuuuu" dari negeri seberang Malaysia. Selanjutnya Ayu Permata Dance Company dengan karya "X" dari Yogyakarta, dan Marya Danche (Satampang Baniah) dengan " Takdir" dari Kota Padang, kemudian Tanker Dance Studio dengan " Serupaku" dari Tanjungpinang Kepulauan Riau.

Di hari penutupan tanggal 3 November 2019, Suhaimi Magi dan Fahezul Azri dengan judul karyanya " Aku adalah Dia" dari Malaysia. Komunitas Tari Galang dengan " Tuduang Duo" Kota Padang, serta Alfiyanto Wajiwa "Residu" (Sang Penunggu) dari Bandung, dan ditutup oleh Impessa Dance Company " Air Mata Gugat" dari Kota Padang. Demikian Kaba Festival yang bertemakan " Rentak Bunyi Dalam Tubuh ". Kegiatan ini merupakan agenda tahunan Nan Jombang Group yang dilaksanakan setiap bulan november. 

Semangat selalu kawan-kawan seniman, selalu berproses, berkreasi yang inovatif dan berteriak yang keras serta lantang, sehingga selalu bergema melalui tsunami kesenian keseluruh dunia, karena kita ada. Bapak Ery mengatakan. Salam perjuangan dalam dunia kesenian !!! Harapan kita Kaba Festival dapat berjalan dengan lancar dan sukses. 

 

Ditulis Oleh :

Yosi Nofa, S.Sn

Pamong Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi  Sumatera Barat