Gubernur Sumbar resmikan galeri Matrilineal dan galeri Niniak Mamak di komplek Masjid Raya Sumatera Barat


28 Desember 2022 16:02:17 WIB

Dalam upaya mewujudkan kawasan Masjid Raya Sumatera Barat sebagai pusat pengembangan dan pengetahuan Agama serta Budaya. Rabu, 28 Desember 2022 di Galeri Matrilineal Gedung Bundo Kanduang Komplek Masjid Raya Sumatera Barat yang disambut Tari Pasambahan, Tarian Dari Boyolali yang dibawakan Duta Seni dan Misi Kebudayaan Boyolali Jawa Tengah serta para Pesilat Sumatera Barat. Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, SP meresmikan Galeri Matrilineal di Gedung Bundo Kanduang dan Galeri Niniak Mamak di Gedung Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat.

Kehadiran Galeri Matrilineal di Gedung Bundo Kanduang dan Galeri Niniak Mamak di Gedung LKAAM berada dibawah pengelolaan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat merupakan upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk mewujudkan dan memperkuat kawasan Masjid Raya Sumatera Barat sebagai kawasan pusat agama dan adat serta kebudayaan dengan menyediakan saran dan prasarana yang akan menjadi ruang informasi, edukasi yang bersifat religi, budaya dan  rekreasi dalam satu kawasan.

Hal ini seiring dengan upaya dalam mendukung implementasi mewujudkan filosofi masyarakat Minangkabau yakni “Adaik Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah” yang merupakan salah satu filosofi hidup yang dipegang dalam masyarakat Minangkabau, menjadikan Islam sebagai landasan utama dalam tata pola prilaku dalam nilai – nilai kehidupan. Dengan kata lain, Adaik Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah merupakan kerangka kehidupan sosial baik horizontal – vertikal maupun horizontal – horizontal. Kemampuan dan kearifan orang Minangkabau dalam membaca dan memaknai setiap gerak perubahan, antara Islam dan adat adalah dua hal yang berbeda akhirnya dapat menyatu dan dapat saling tompang menompang membentuk sebuah bangunan kebudayaan Minangkabau melalaui “Adaik Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah” sehingga perlu juga diwujudkan dalam satu tempat agar dapat dijangkau masyarakat luas terutama generasi muda.

Disampaikan Gubernur,untuk mendukung hal tersebut dengan adanya lembaga, sarana dan prasarana di Kawasan Masjid Raya yang sejak pendirian telah didukung keberadaan Gedung Bundo Kanduang dan LKAAM beserta galeri dapat dilaksanakan berbagai kegiatan seperti pelatihan adat, pengajian, transfer pengetahuan agama, adat dan budaya Minangkabau. Kedepannya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat juga akan berkantor di kawasan Masjid Raya Sumatera Barat untuk mewujudkan integrasi filosofi “Adaik Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah”. Seiring hal tersebut juga disampaikan selain tempat ibadah, integrasi dalam satu kawasan ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah bagi masyarakat Minangkabau di ranah serta rantau dan pusat pembelajaran bagi masyarakat.

Masjid Raya Sumatera Barat atau juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang adalah masjid kebanggaan masyarakat Sumatera Barat dan salah satu terbesar di Indonesia yang terletak di Kota  Padang, Provinsi Sumatera Barat dengan bentuk unik arsitektur masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar. Selain itu, arsitektur masjid ini juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku di Kota Mekkahpada setiap sudutnya hasil rancangan Rizal Musliminv pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada tahun 2007. Masjid Raya Sumatera Barat juga merupakan salah satu dari 7 masjid pemenang utama dan terbaik didunia oleh Abdullatif Al-Fozan Award, sebuah organisasi non profit yang menyoroti desain atau karya arsitektur masjid

Hadirnya Galeri Matrilineal di Gedung Bundo Kanduang dan Galeri Niniak Mamak di Gedung LKAAM di kawasan masjid  raya Sumatera Barat ini terbuka untuk masyarakat umum dan tidak dipungut bayaran. Dengan terintegrasinya satu kawasan pusat agama dan adat serta kebudayaan didukung lembaga serta sarana dan prasarana menjadi ruang baru serta daya tarik  serta destinasi pariwisata baru yang menjadi ruang informasi, edukasi serta mendorong upaya dalam meningkatkan kesejahteraan termasuk ekonomi. Diharapkan melalui kawasan terintegrasi ini dapat dimanfaatkan serta dijaga dengan baik oleh masyarakat.