Peran Bundo Kaduang dalam kehidupan masyarakat Minangkabau sangat sentral. Bundo Kanduang adalah garda terdepan penerapan Adat Basandi Syara’-Syara’ Basandi Kitabullah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan p


09 November 2017 08:42:19 WIB

Peran Bundo Kaduang dalam kehidupan masyarakat Minangkabau sangat sentral. Bundo Kanduang adalah garda terdepan penerapan Adat Basandi Syara’-Syara’ Basandi Kitabullah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan pembekalan dalam hal wawasan dan kompetensi tentang Adat Basandi Syara’-Syara’ Basandi Kitabullah bagi Bundo Kanduang.

Untuk meingkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kompetensi Bundo Kanduang dalam menerapkan Adat Basandi Syara’-Syara’ Basandi Kitabullahmaka Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat melaksanakan kegiatan PEMBEKALAN ABS SBK UNTUK BUNDO KANDUANG SUMATERA BARAT” pada tanggal 9 s.d 11 Juli 2017 di hotel Novotel Bukittinggi dengan tema “Manjapuik Nan Tatingga, Manyilami Nan Tabanam”. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari Bundo Kanduang Kaum 18 Kabupaten Kota yang ada di Sumatera Barat. Narasumber dari kegiatan ini berasal dari Dinas Kebudayaan dan Praktisi Kebudayaan.

Dalam sambutannya Kepala Bidang Sejarah Adat dan Nilai-Nilai Tradisi Budaya, Drs. Januarisdi, M.Lis mengatakan bahwa, kegiatan ini dilatar belakangi oleh misi Bapak Gubernur Sumatera Barat dalam meningkatkan tata kehidupan yang harmonis, agamis, beradat dan berbudaya berdasarkan falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah.

Sedangkan Kepala Dinas Kebudayaan Taufik Efendi, S.Pd, MM mengatakan, bahwa ABS SBK adalah suatu konsep yang sudah lama dideklarasikan oleh para tokoh khususnya Minangkabau pada zaman dahulunya. Ada berbagai macam versi tentang kapan waktu dideklarasikannya “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah” sebagai falsafah masyarakat Minangkabau tersebut. Akan tetapi perbedaan versi sejarah tersebut bukanlah suatu hal yang dipertentangkan dan menjadi hambatan untuk mengkaji nilai-nilai luhur kebudayaan Minangkabau. “Lima tahun kedepan Dinas Kebudayaan bersama para sejarawan lokal dan nasional akan mencoba menelusuri kembali sejarah Minangkabau dan menuangkannya dalam dokumen yang disepakati bersama,” tambah Taufik.

“Hal sederhana yang harus didapatkan dari kegiatan ini adalah adanya pemahaman bahwa masyarakat Minangkabau memiliki nilai-nilai luhur yang tinggi salah satunya adalah ABS SBK,” ujarnya.

Kegiatan ini diawali dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an, Sambutan dari panitia pelaksana, sambutan kepala dinas, penampilan kesenian, Do’a dan dilanjutkan penyampaian materi kegiatan oleh narasumber selama acara berlangsung.(mrb)